Buku ini merupakan catatan/memoar perjalanan dan pengalaman hidup Horst Henry Geerken selama 18 tahun (1963-1981) di Indonesia. Tentang perjalanan dinas sebagai kepala kantor perwakilan perusahaan telekomunikasi Jerman yang berubah menjadi perjalanan sejarah dari Sabang dan Merauke. Ia menjadi saksi berbagai peristiwa politik dan ekonomi yang menegangkan, namun kadang juga jenaka, di Indonesia …
Buku ini merupakan karya sarjana Tiongkok, Cheng Xi. Semula terbit di Beijing (2005) untuk memperingati ulang tahun ke-50 diselenggarakannya Konferensi Bandung, dan ditandatanganinya ''Perjanjian Tentang Dwikewarganegaraan antara Republik Rakyat Tiongkok dan Republik Indonesia''. Terbitnya buku edisi bahasa Indonesia ini diharapkan antara lain akan dapat memperbanyak orang yang mengerti tentang…
Catatan rekam jejak Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada masa kritis 1963-1966, masa kepemimpinan Sulastomo. Sebagai kekuatan anti komunis, HMI menjadi sasaran bidik Partai Komunis Indonesia yang mendesak Presiden Sukarno agar organisasi mahasiswa itu dibubarkan. Walau HMI adalah organisasi independen, kaum komunis selalu menudingnya sebagai onderbouw Masyumi, yang pada 1960 dinyatakan sebagai…
Pada 17 Agustus 1950, di Jakarta, sejumlah seniman dan politikus membentuk Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra). Melalui konsep seni untuk rakyat, Lekra mengajak para pekerja kebudayaan mengabdikan diri untuk revolusi Indonesia. Hubungannya yang erat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) menyeret lembaga ini ke tengah pusaran konflik politik. Ketika PKI digdaya, yang bukan Lekra diganyang. Seb…
BUKU ini merekam sikap dan pandangan Prawoto Mangkusasmito (1910-1970) sejak 1949 sampai 1970. Selama 21 tahun Ketua Umum Partai Masyumi (1959-1960) ini konsisten menyuarakan komitmen asasinya terhadap kepentingan rakyat dengan memperjuangkan tegaknya hukum dan konstitusi melalui cara-cara yang sah dan demokratis. BUKU ini juga memuat kesaksian berbagai kalangan terhadap jejak hayat Wakil Pe…
Benarkah Tiongkok ikut dalam G30S? Apakah pengaruh G30S dalam pergerakan kemerdekaan Sarawak? Bagaimanakah Korea Utara dan Korea Selatan menanggapi G30S? Negara mana yang paling diuntungkan setelah G30S? Mengapa Filipina tidak begitu memberikan perhatian terhadap G30S? Mengapa Jepang sangat diuntungkan pasca G30S?rnrnJawaban atas pertanyaan-pertanyaan di atas dapat ditemukan di dalam buku ini. …
Puncak pertarungan politik 1959-1965, adalah Peristiwa 30 September 1965, ketika mereka yang bertarung terjebak pada pilihan 'mendahului atau didahului'. Yang mendahului terperosok, yang didahului roboh, dan Soekarno tertindas di tengah persilangan karena gagal meneruskan permainan keseimbangan kekuasaan. Jenderal Soeharto muncul dari balik tabir rahasia 'blessing in disguise', mengambil peran …
Dekade 1950an adalah masa penting dalam proses dekolonisasi Indonesia yang sayangnya masih kurang banyak dibahas dalam historiografi Indonesia. Negara mulai giat menyusun wadah negara pasca kemerdekaan dengan membangun lembaga-lembaga penyokong dan mengatur perikehidupan masyarakat umum dalam koridor demokrasi liberal. Secara umum muncul harapan bahwa negara yang baru merdeka ini akan berbeda d…
Salah satu temuan dalam penelitian Wijanarka adalah koneksi imajiner antara kota Palangkaraya dan Jakarta yang disimbolkan dengan Lapangan Bundaran Besar dengan Lapangan Monumen Nasional. Menurutnya, desain pada keduanya melambangkan makna nasionalisme, baik secara nasional maupun internasional. Kesimpulan tersebut membuktikan adanya benang merah dalam konsep desain Bung Karno, bahwa suatu k…