Pada tahun 1946, Indonesia-Belanda melakukan perundingan guna menuju proses dekolonisasi Indonesia. Untuk itu Belanda membentuk badan Komisi Jenderal yang dipimpin mantan Perdana Menteri Willem Schermerhorn sebagai delegasi resmi untuk berunding dengan pihak Republik Indonesia. Di pihak Indonesia, delegasi perundingan dipimpin Perdana Menteri Sutan Sjahrir. Perundingan berlangsung pa…
Empat puluh tahun sejak Sukarno meninggal, nama serta wajahnya tidak pernah benar-benar lumat terkubur. Kampanye puluhan tahun Orde Baru untuk membenamkannya justru hanya memperkuat kenangan orang akan kebesarannya. Sukarno tak pernah berhenti menjadi ikon revolusi nasional Indonesia yang paling menonjol—mungkin seperti Che Guevara bagi Kuba. Di banyak rumah, foto-fotonya, kendati dalam ke…
Puncak pertarungan politik 1959-1965, adalah Peristiwa 30 September 1965, ketika mereka yang bertarung terjebak pada pilihan 'mendahului atau didahului'. Yang mendahului terperosok, yang didahului roboh, dan Soekarno tertindas di tengah persilangan karena gagal meneruskan permainan keseimbangan kekuasaan. Jenderal Soeharto muncul dari balik tabir rahasia 'blessing in disguise', mengambil peran …
Dekade 1950an adalah masa penting dalam proses dekolonisasi Indonesia yang sayangnya masih kurang banyak dibahas dalam historiografi Indonesia. Negara mulai giat menyusun wadah negara pasca kemerdekaan dengan membangun lembaga-lembaga penyokong dan mengatur perikehidupan masyarakat umum dalam koridor demokrasi liberal. Secara umum muncul harapan bahwa negara yang baru merdeka ini akan berbeda d…
Riwayat hidup dan cinta Heldy Djafar, perempuan terakhir yang dinikahi Bung Karno di penghujung masa kekuasaannya. Siapa sesungguhnya Heldy yang kemudian juga memiliki hubungan dengan Keluarga Cendana? Buku ini menarik karena berisi kisah cinta seorang perempuan belia dengan orang besar" yang lebih layak menjadi ayahnya. Percintaan terjadi dalam pusaran sejarah di senjakala sebuah orde yang …
Salah satu temuan dalam penelitian Wijanarka adalah koneksi imajiner antara kota Palangkaraya dan Jakarta yang disimbolkan dengan Lapangan Bundaran Besar dengan Lapangan Monumen Nasional. Menurutnya, desain pada keduanya melambangkan makna nasionalisme, baik secara nasional maupun internasional. Kesimpulan tersebut membuktikan adanya benang merah dalam konsep desain Bung Karno, bahwa suatu k…
Soe Hok Gie (Gie) merupakan satu dari ribuan mahasiswa yang berani menentang kebijakan pemerintah yang otoriter dan mengutamakan kepentingan pribadi para pejabatnya. Gie menulis bukunya yang berjudul “Catatan Seorang Demonstran” bahwa segala bentuk kegelisahan, kekecewaan dan percintaan sedang dilalui dalam hidup penulis. Salah satu petikan yang menarik adalah, “Kita, generasi kita dituga…
Soe Hok Gie adalah aktivis mahasiswa yang berada di barisan terdepan aksi-aksi demonstrasi menentang Demokrasi Terpimpin. Namun, ia juga mengkritik keras pembantaian komunis dan korupsi oleh rezim Orde baru. Keresahan Gie atas kondisi masa peralihan 1965/1966 membuatnya terkucil. Idealisme tak sesuai dengan kenyataan yang diharapkannya. Ia gelisah, merasa sendirian, dan frustrasi. Maka ia memil…
Zaman Peralihan adalah kumpulan tulisan Soe Hok Gie tentang kondisi Indonesia di era peralihan kekuasaan Soekarno ke Soeharto. Rangkaian sejarah yang menunjukkan pada kita bahwa zaman boleh beralih, namun akar dari semuanya tak boleh tercerabut, yaitu kemanusiaan kita sebagai bangsa. Ini akan menjadi penuntun jalan kita untuk pulang dan mengeja kembali kebangsaan kita di antara carut marut dan …
Zaman Peralihan adalah kumpulan tulisan Soe Hok Gie tentang kondisi Indonesia di era peralihan kekuasaan Soekarno ke Soeharto. Rangkaian sejarah yang menunjukkan pada kita bahwa zaman boleh beralih, namun akar dari semuanya tak boleh tercerabut, yaitu kemanusiaan kita sebagai sebuah bangsa. Ini akan menjadi penuntun jalan kita untuk pulang dan mengeja kembali kebangsaan kita di antara carut mar…