Besarnya jumlah kandungan batu bara di sekitar Sawahlunto memang tak terkira. R.D.M. Verbeek, seorang geolog Belanda, ia memperkirakan persediaan batu bara yang terdapat di berbagai tempat di Sawahlunto lebih kurang 200 juta ton. Walaupun batu bara melimpah ruah, namun penduduk lokal tidak merasakan “nikmatnya uang” dari batu bara itu. Penguasa tunggal dari hasil alam itu adalah rezim yang …
Buku ini tidak saja menyajikan soal buruh dan perburuhan, namun juga dinamika perkotaan kolonial dengan segala persoalan-persoalan sosialnya, mulai dari Depresi Ekonomi 1930-an, pengangguran di kalangan keturunan Eropa, prostitusi sampai kecemasan-kecemasan masyarakat. Ini merupakan bagian penting kehidupan di Hindia-Belanda yang masih belum mendapat perhatian sejarawan. Lewat tulisan ini, John…
Pembangunan di bidang ekonomi hanya dapat dilakukan melalui industrialisasi. Seiring dengan proses industrialisasi yang semakin maju, persoalan-persoalan hubungan industrial menjadi semakin serius untuk ditangani. Penyelesaian persoalan hubungan industrial yang tidak tuntas dapat berkembang menjadi kekacauan, gangguan keamanan maupun pemberontakan. Persoalan hubungan industrial di Indonesia ses…
Dekade 1950an adalah masa penting dalam proses dekolonisasi Indonesia yang sayangnya masih kurang banyak dibahas dalam historiografi Indonesia. Negara mulai giat menyusun wadah negara pasca kemerdekaan dengan membangun lembaga-lembaga penyokong dan mengatur perikehidupan masyarakat umum dalam koridor demokrasi liberal. Secara umum muncul harapan bahwa negara yang baru merdeka ini akan berbeda d…
Penulisnya, Madelon Hermine Székely-Lulofs, lahir di Surabaya pada 24 Juni 1899. Sebagai anak seorang amtenar pangreh praja, Lulofs banyak menjelajahi pelosok Indonesia. Setelah menikah dan kemudian disusul dengan perkawinannya yang kedua, ia bermukim di Deli, mengikuti suaminya yang bekerja sebagai planter atau tuan tanah di kawasan itu (1918-1930). Dengan demikian, novel ini merupakan saksi …
Bagi para ekonom neoklasik dan pendukungnya, membludaknya pekerja informal di Indonesia sejak 1980an tidak perlu dikhawatirkan. Mereka meyakini, jika pasar diperbolehkan berfungsi dengan baik, pekerja informal akan mampu menjadi pengusaha mikro, dan pengusaha mikro nantinya akan mampu mengubah bisnis mereka ke pengaturan formal dan dengan demikian secara otomatis menghilangkan perekon…
Melalui bukunya ini, penulis berusaha menelaah sejarah perburuhan dengan mengambil kasus kehidupan koeli Cina di tambang timah Belitung, 1852-1940. Dari keseluruhan telaahan itu, penulis mencoba mengungkapkan secara panjang lebar tahap-tahap, proses, dan kekuatan-kekuatan yang terlibat di dalamnya sehubungan dengan kehadiran koeli Cina dan perkembangan industri timah yang dikelola oleh perusaha…
Koleksi artikel di dalam buku ini ditulis selama lebih dari dua dekade. Artikel pertama--yang terbit tahun 1981, merupakan awal dari tulisan penulis mengenai sejarah 15 tahun pertama organisasi buruh perkotaan di Jawa yang kemudian dibukukan pada 1986. Sedangkan esai yang terakhir, ditulis pada 2001, diselesaikan di sela-sela kesibukan pekerjaan administratif di University of New South Wales S…
Masa-masa akhir 1920an hingga akhir 1930an di Indonesia lebih banyak dilihat sebagai masa-masa yang lesu dan tidak menari--bukan hanya karena depresi ekonomi dunia ikut menghantam wilayah koloni, melainkan juga karena luapan aktivisme politik dari dekade sebelumnya ditumpas dan dikekang dengan ketat oleh pemerintah kolonial. Melacak sumber-sumber dari majalah-majalah terbitan serikat buruh, …
Sebagai solusi alternatif buku Teologi Buruh karya Abdul Jalil yang berjudul “Teologi Buruh” ini hadir untuk menelusuri problem perburuhan di Indonesia, membaca paradigma yang menggerakkan sistemnya, dan untuk selanjutnya berusaha menawarkan konsep perburuhan baru yang lebih humanis dengan berlandaskan pada nilai-nilai agama. Dan tak pelak lagi, buku ini menjadi sangat penting untuk dijadik…