The photographs of the Swiss geologist Wolfgang Leupold (1895-1986) represent valuable ethnographic sources, thanks to their temporal and geographical coherence. Precisely through their private character, they are exceptional testimony to a Swiss-Indonesian entangled history in the early 20th century and, simultaneously, are documents of great photo-historical interest and high aesthetic value
Buku ini selain menyuguhkan sejarah masyarakat Tionghoa Makassar yang selama ini baru sedikit mendapat perhatian dalam studi sejarah, juga merupakan studi pertama yang menyusun sejarah Tionghoa di Makassar secara global dari abad ke-17 hingga ke-20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Tionghoa di Makassar ternyata meninggalkan kekayaan jejak sejarah yang tersebar luas mulai dari kole…
Buku ini berkisah tentang pemukiman Tionghoa di Pulau Bangka, 'pulau timah' Indonesia, dari asal muasalnya di awal abad ke-18 hingga abad ke-20: Organisasi Tionghoa yang mengkhususkan diri dalam produksi bahan mentah, masuknya tenaga kerja asal Tiongkok dan pembentukan suatu komunitas Tionghoa secara bertahap adalah tema-tema pokok. Namun buku ini juga memberikan perhatian pada pengaruh berbaga…
Buku ini menjadi sebuah karya yang memiliki kontribusi terhadap kajian Tionghoa khususnya di Singkawang. Kajiannya mengenai permukiman masyarakat Tionghoa Singkawang sangat komprehensif. Ia dengan lihai-nya mampu mengungkap sejarah awal masuknya orang Tionghoa di Singkawang, perkembangan sosial dan permukiman yang biasanya dikenal sebagai pecinan". Historisitas dalam buku ini memegang peranan p…
The southeastern part of Kalimantan changed dramatically during the late nineteenth and early twentieth centuries. Economic expansion transformed this region from the tranquil homeland of the Dayaks of interior Borneo into a dynamic centre of production for foreign export markets. At first, immigrant pioneers from Europe led the way, but soon the incentive to change came to rest with the local …
Bagian Timur dan Selatan Kalimantan berubah secara dramatis selama akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh. Ekspansi ekonomi mengubah daerah ini. Dari tanah yang tenang pedalaman Kalimantan orang Dayak menjadi pusat dinamika produksi untuk pasar ekspor luar negeri. Awalnya, imigran perintis dari Eropa membuka jalan, namun pada gilirannya secara intensif mendorong datangnya populas…
Di Bawah Lentera Merah menarasikan satu periode krusial dalam sejarah Indonesia yaitu ketika benih-benih gagasan kebangsaan mulai disemaikan, antara lain lewat upaya berorganisasi. Melalui sumber data berupa kliping-kliping koran antara tahun 1917-1920an dan wawancara autentik yang berhasil dilakukan terhadap tokoh-tokoh sejarah yang masih tersisa, penulisnya mencoba melacak bagaimana bentuk pe…
Examines the theory and practice of kingship in the Later Mataram Period (16th to 19th centuries). The author takes an integrated approach in which each factor is studied from the importance of its functioning to the state, its place in the state organization, and its interaction with the other factors surveyed. Various chapter headings survey such diverse topics as the magical/religious implem…
Seluk beluk sejarah panjang penuh madu sekaligus racun dari candu tergambar dalam buku ini. Candu pernah mencengkeram selama lebih dari 50 tahun di Hindia Belanda, yaitu pada 1860 sampai 1910. Saat itu menghisap candu merupakan kebiasaan masyarakat yang menyebar luas di Jawa dan perdagangan candu mempunyai dampak mendalam di aspek ekonomi serta politik. Saking luasnya pemakai candu di Hindia Be…
Roman Tetralogi Buru mengambil latar belakang dan cikal-bakal nation Indonesia di awal abad ke-20. Dengan membacanya waktu kita dibalikkan sedemikian rupa dan hidup di era membibitnya pergerakan nasional mula-mula, juga pertautan rasa, kegamangan jiwa, percintaan, dan pertarungan kekuatan anonim para srikandi yang mengawal penyemaian bangunan nasional yang kemudian kelak melahirkan Indonesia mo…