Text
Khotbah tentang Sallekha Sutta
Seorang siswa sejati Sang Buddha seharusnya memiliki sedikit keinginan. Ia harus puas dengan apa yang ia miliki dan mengurangi kekotoran batinnya, mempunyai sedikit keinginan atas kepemilikan materi atau pelayan. Ia tidak boleh membanggakan pencapaiannya dalam pembelajaran naskah-naskah atau dalam praktik meditasi. Ia harus menjaga pengetahuan atas pembelajarannya atau pencapaian spiritualnya untuk diri sendiri. Seorang Ariya tidak mengungkapkan pandangan terang spiritualnya kepada orang lain walaupun ia ingin mengatakannya. Hanya seorang penipu religius yang menyebut dirinya sendiri sebagai seorang Ariya.
Kepuasan juga penting dalam pengembangan spiritual. Seseorang harus puas dengan apa pun yang ia miliki. Apakah baik atau buruk. Yang sama pentingnya adalah mengurangi kekotoran-kekotoran batin (kilesa). Latihan-diri yang mengarah menuju tujuan ini adalah yang dibahas dalam Sallekha Sutta. Sutta ini bermanfaat bagi para mediator maupun non-mediator; berguna bagi mereka semua yang ingin mengatasi keinginan atau nafsu tidak bermoralnya dan mengembangkan keterampilan dalam keinginan-keinginan baik.
Dalam Sallekha Sutta, Sang Buddha berkata bahwa tidaklah mungkin bagi seseorang yang sepenuhnya tenggelam di dalam rawa akan mampu menolong orang lain yang berada dalam kesulitan serupa. Namun hal ini bisa dilakukan oleh mereka yang tidak terbenam dalam lumpur. Demikian pula, hanya seorang yang telah terdisiplinkan, terlatih dalam tiga kelompok Jalan Mulia Berunsur Delapan dan telah memadamkan api kekotoran batin akan mampu menolong orang lain sehubungan dengan disiplin, latihan, dan padamnya kekotoran batin.
No other version available