Online Public Access Catalog

  • Home
  • Information
  • News
  • Help
  • Librarian
  • Member Area
  • Select Language :
    Arabic Bengali Brazilian Portuguese English Espanol German Indonesian Japanese Malay Persian Russian Thai Turkish Urdu

Search by :

ALL Author Subject ISBN/ISSN Advanced Search

Last search:

{{tmpObj[k].text}}
Image of Sejarah Perempuan Indonesia: Gerakan dan Pencapaian
Bookmark Share

Text

Sejarah Perempuan Indonesia: Gerakan dan Pencapaian

Stuers, Cora Vreede-De - Personal Name;

Buku yang ditulis oleh Cora Vreede-De Stuers ini memaparkan tentang pergerakan perempuan Indonesia dalam perjuangannya mencapai sebuah emansipasi. Buku ini tersusun dari 10 bab. Dari bab awal hingga bab-bab selanjutnya mengisahkan tentang perjalanan gerakan perempuan di Indonesia dari masa adat dan hukum tradisional, periode kolonial hingga pergerakannya dalam periode Republik Indonesia (pasca kemerdekaan). Pada periode awal, Cora memaparkan bagaimana perempuan di Indonesia melawan nilai adat atau tradisional yang berlaku di dalam masyarakat. Di Indonesia terdapat 3 sistem adat / kekerabatan yakni : sistem matrilineal, sistem patrilineal dan sistem bilineal. Semua system kekerabatan itu bersintesis dengan Islam dan kemudian mem(re)produksi hukum untuk mengatur perempuan dalam perkawinan. Ketiga system adat itu sama-sama menempatkan perempuan sebagai “penjaga rumah”, tetapi tidak berarti mempunya pengambilan keputusan atas properti, yakni harta kekayaan, termasuk anak, yang memberi status social sebuah keluarga.

Terdapat dua permasalahan yang cukup krusial bagi kaum perempuan. Pertama, berhubungan dengan berbagai soal di seputar perkawinan dan yang kedua berkenaan dengan tidak adanya hak untuk mengenyam pendidikan. Titik krusial dari urusan perkawinan tersebut adalah poligami dan hak perempuan yang tersingkir jauh dari pengambilan keputusan untuk kawin, cerai dan pewarisan. Terdapat asumsi bahwa jika perempuan bersekolah maka usia perkawinannya dapat ditunda dan sekaligus mereka tahu di mana kedudukannya dalam hukum perkawinan. Problem itulah yang mengawali pertumbuhan organisasi perempuan pada awal abad ke-20 d mana pada saat itu.

Cora Vreede-De Stuers menyebutkan bahwa gerakan perempuan pada masa kolonial ditandai dengan kongres pertama perempuan Indonesia. Kongres yang diselenggarakan di Yogyakarta tahun 1928 itu menyepakati pembentukan Perikatan Perempuan Indonesia (PPI) yang berniat mengembangkan posisi sosial perempuan dan kehidupan keluarga tanpa berurusan dengan masalah politik. Pada akhir kongres, perkumpulan perempuan itu mengirimkan tiga permintaan kepada pemerintah yakni peningkatan jumlah sekolah untuk anak perempuan, penjelasan arti taklik--perjanjian nikah--diberikan kepada mempelai perempuan sebelum menikah dan pembuatan peraturan untuk menolong janda dan anak yatim piatu dari pegawai sipil. Permintaan itu pun disetujui pemerintah. Setelah perkumpulan perempuan itu melakukan dua kali kongres, organisasi dan perkumpulan kaum perempuan yang lain mulai muncul. Awal 1930 sebuah perkumpulan bernama Isteri Sedar dibentuk. Perkumpulan yang pada 1932 mendeklarasikan diri sebagai organisasi politik itu sifatnya radikal, tidak mau berkompromi dalam perjuangannya, dan berani menyampaikan kritik dengan keras dan terbuka mengenai kebijakan pemerintah kolonial. Sementara organisasi Isteri Indonesia, yang dibentuk 1932 dan diketuai Maria Ulfah Santoso, berusaha meningkatkan pengaruh perempuan Indonesia dalam masyarakat dengan mengikutsertakan perempuan dalam dewan kota. Dalam buku ini, telah digambarkan sampai tahun 1930-an gerakan perempuan Indonesia masih fokus pada upaya pendirian lebih banyak sekolah untuk anak-anak perempuan dan peningkatan posisi sosial perempuan dalam masyarakat.

Kegiatan mereka lebih mengarah ke bidang sosial dan ekonomi dibanding ke politik. Gerakan perempuan pada periode itu mencatat kesuksesan dalam bidang sosial dan pendidikan perempuan di kelas ningrat, namun belum menyentuh masalah perempuan kelas rendah yang bekerja keras di sawah, perkebunan dan pabrik. Interaksi gerakan perempuan kelas ningrat dan kelas bawah baru terjadi pada masa perjuangan merebut kemerdekaan. Perjuangan menyatukan mereka dalam tim perawat dan penghubung, pengoperasian dapur umum dan klinik berjalan. Perkumpulan perempuan yang populer pada masa revolusi itu adalah Persatuan Wanita Negara Indonesia (Perwani) yang kemudian melebur jadi satu dengan beberapa organisasi perempuan dengan program utama: menjadi garis belakang kemerdekaan negara. "


Availability
#
humalib 920.72 Stu s
B0038H
Available
Detail Information
Series Title
Seri Sejarah Perempuan
Call Number
920.72 Stu s
Publisher
Jakarta : Komunitas Bambu., 2017
Collation
xxvi + 322 hlm.; 14 x 21 cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
9.79E+12
Classification
920.72
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
-
Subject(s)
History
Feminism
Gender Studies
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility
Cora Vreede-De Stuers
Other version/related

No other version available

File Attachment
No Data
Comments

You must be logged in to post a comment

  • Information
  • Services
  • Librarian
  • Member Area

About Us

Humaliterasi is a library that has a collection of alternative books in Rangkasbitung.

Search

start it by typing one or more keywords for title, author or subject

Keep SLiMS Alive Want to Contribute?

© 2025 — Senayan Developer Community

Powered by SLiMS
Select the topic you are interested in
  • Computer Science, Information & General Works
  • Philosophy & Psychology
  • Religion
  • Social Sciences
  • Language
  • Pure Science
  • Applied Sciences
  • Art & Recreation
  • Literature
  • History & Geography
Icons made by Freepik from www.flaticon.com
Advanced Search
Where do you want to share?