Text
Pemberontakan Petani Banten 1888
Pemberontakan petani Banten 1888 adalah studi kasus gerakan sosial di Indonesia dilakukan oleh Sartono Kartodidjo, sejarawan Indonesia. Studi ini membahas mengenai pemberontakan para petani di Banten yang melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Kolonial Belanda. Dalam perlawanan ini, petani Banten dipimpin oleh para Ulama dan para Tubagus, bangsawan di Banten. Sebelum terjadi pemberontakan pada 1888, sebelumnya juga telah terjadi pemberontakan-pemberontakan sipil. Sartono menyatakan bahwa pemberontakan-pemberontakan tersebut memliki kesinambangungan satu dengan yang lain.rnrnDalam buku tersebut diceritakan bahwa pemberontakan disebabkan oleh kemiskinan di daerah ini. Selain karena sebagian besar daerahnya gersang, penerapan pajak yang diterapkan oleh pemerintah Belanda semakin menambah beban para petani.rnrnDi sisi lain, kemiskinan itu disebabkan karena letusan gunung Krakatau pada 27 Agustus 1883. Letusan tersebut menghancurkan sebagian wilayah Banten. Gunung Krakatau yang terletak di antara Jawa dan Sumatra (selat Sunda) tidak hanya memuntahkan lahar tapi juga mengakibatkan gelombang tsunami. Tiga tahun kemudian terjadilah pemberontakan tersebut di tengah kemiskinan akut yang dialami orang Banten.rnrnMeskipun metodologi utama yang digunakan Sartono adalah metodologi sejarah, ia juga memakai metodologi ilmu-ilmu sosial lain; politik, sosiologi, dan antropologi. Sehingga studi kasus ini komprehensif. Studi kasus ini ditulis dengan detail berdasarkan catatan persidangan para pelakunya serta arsip pemerintah Hindia Belanda.
No other version available