Text
Dinamika Kota Tambang Sawahlunto: Dari Ekonomi Kapitalis ke Ekonomi Rakyat
Dari sejarah perjalanan Sawahlunto, pertumbuhan ekonomi dan penduduk serta perkembangan wilayah sangat berkaitan erat dengan kegiatan tambang batubara. Saat ini, Kota Sawahlunto menghadapi masalah rumit dengan semakin menipisnya cadangan batubara tambang luar yang dapat dieksploitasi. Kegiatan Perusahaan Tambang Bukit Asam--Unit Pertambangan Ombilin (PT BA-UPO)--sudah sangat terbatas dan nyaris berhenti. Jelas keadaan ini akan memiliki dampak sosial ekonomi yang sangat signifikan bagi kehidupan masyarakat Sawahlunto yang sebagian besar mengandalkan hidup dari tambang batubara, termasuk pegawai PT BA-UPO. Perlu dirumuskan oleh pemerintah kota 'grand strategy' menumbuhkan ekonomi alternatif di wilayah tersebut agar Kota Sawahlunto tidak ditinggalkan oleh penduduknya sehingga menjadi kota mati, dengan bekas-bekas peninggalan kawasan tambang yang gersang dan menakutkan. Kota Sawahlunto dengan kerusakan lingkungannya yang terjadi tanpa pembenahan yang terukur ke masa depan bisa menjelma 'ghost town' dengan tidak adanya lagi aktivitas penambangan.rnrnGambaran keadaan sekarang Kota Sawahlunto menarik untuk dicermati apabila dikaitkan dengan semakin menurunnya aktivitas penambangan batubara oleh PT BA-UPO dan perusahaan tambang lainnya. Sejauh mana potensi sumber daya lainnya bisa dikembangkan dalam mewujudkan ekonomi alternatif di luar sektor pertambangan, terutama di kawasan kota lama dan sekitar wilayah tambang? Sebab, jika kegiatan penambangan berhenti total, termasuk juga tambang rakyat, tidak hanya berakibat kepada pekerja tambang, tetapi juga efek berganda yang diciptakan kegiatan pertambangan juga ikut terhenti, seperti kegiatan perdagangan di Pasar Kota Sawahlunto. Dengan demikian, pemahaman terhadap potensi dan kondisi objektif yang dimiliki Kota Sawahlunto menjadi bahan rujukan untuk menetapkan solusi masalah sosial ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat dan dituangkan di dalam rencana strategi kota.
No other version available