Text
Perbudakan Seksual: Perbandingan antara Masa Fasisme Jepang dan Neofasisme Orde Baru
Kekerasan massal terhadap perempuan berulang terjadi pada tiap-tiap krisis dan transisi dalam sejarah politik Indonesia, yakni pada periode singkat kekuasaan Jepang, pada periode konsolidasi Orde Baru pasca 1965, dan pada 1998.rnrnBuku ini membahas dan membandingkan kekerasan pada masa fasis Jepang dan neofasis Orde Baru pasca 1965. Meski banyak diingkari oleh penguasa, kekerasan terhadap perempuan yang terjadi pada kedua era itu layak disebut sebagai perbudakan seksual, karena berlangsung terus-menerus, sistemik, dan berulang--yang agak membedakannya dengan kasus perkosaan umumnya. Negara terlibat dengan membiarkannya terjadi.rnrnDilengkapi wawancara dan petikan-petikan kesaksian para penyintas (baik mereka yang diperbudak sebagai 'jugun ianfu' pada masa Jepang, maupun tapol perempuan yang diperlakukan semena-mena pasca 1965), buku ini hendak menjawab: Situasi sosial-politik dan kultural macam apakah yang membantu terciptanya praktik perbudakan seksual ini? Apa motivasi para pelakunya? Apakah persamaan dan perbedaan praktik perbudakan seksual pada kedua masa rezim fasis ini? Bagaimanakan bentuk-bentuk dan pola-polanya?
No other version available