Text
Industri Minyak Balikpapan dalam Dinamika Kepentingan Sejak Pendirian hingga Proses Nasionalisasi
Minyak bumi menjadi benda yang saat ini paling dicari, karena keberadaannya terkait erat dengan mobilitas manusia. Sejak kendaraan bermotor menggantikan alat transportasi hewan, minyak bumi seolah-olah tidak bisa dipisahkan dengan alat keseharian manusia. Kedudukan kritis minyak bumi dalam keseimbangan energi dunia serta ketidakmerataan distribusi sumber-sumbernya telah menyebabkan minyak bumi tampil sebagai suatu jenis komoditas yang sangat penting baik secara ekonomis maupun politis.rnrnAdanya penemuan sumber minyak si Konsesi Mathilde yang terletak di sekitar teluk Balikpapan pada awal abad XX telah menarik perusahaan minyak internasional untuk mengadakan kegiatan eksploitasi,. Sehingga dibangunlah instalasi penyulingan minyak di teluk Balikpapan untuk mengolah minyak mentah yang telah ditemukan. Seiring berjalannya waktu industri minyak di Balikpapan mulai mengalami perkembangan pesat yang ditandai dengan peningkatan jumlah hasil produksi minyak. Pada tahun 1935 kapasitas produksi kilang minyak BPM di Balikpapan sebesar 35.000 barrel per hari. Kapasitas produksi tersebut membuat kilang minyak BPM di Balikpapan menempati posisi kedua terbesar di Hindia-Belanda. Karena posisi yang strategis itu Jepang berusaha menguasai kilang minyak Balikpapan sebelum melanjutkan penyerbuannya ke pulau Jawa. Setelah proklamasi kemerdekaan, pemerintah Indonesia mulai melakukan nasionalisasi kilang minyak Balikpapan untuk menjaga kedaulatan energi nasional.rnrnIndustri minyak bumi telah berkembang pesat telah membuat kota Balikpapan dari sebuah kota kecil menjadi metropolis di pinggiran timur pulau Kalimantan dengan fasilitas yang lengkap dan modern. Kota ini tumbuh menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dari hampir seluruh daratan Kalimantan bagian timur.
No other version available