Text
Komunitas Tionghoa di Surabaya (1910-1946)
Benarkah stereotip yang mengatakan bahwa golongan Tionghoa, sebagaimana dicitrakan oleh mesin propaganda Orde Baru, hanyalah sekumpulan oportunis yang menginginkan kekayaan tanpa prinsip dan tidak punya kepedulian apapun terhadap masyarakat dan politik di sekitarnya?rnrnBuku ini mengingatkan kita kembali militansi komunitas Tionghoa. Banyak kenyataan sejarah yang ditutup-tutupi atau secara tak sengaja terlupakan masyarakat kita dibuka (oleh buku ini), dan memang sudah saatnya diingatkan kembali kepada masyarakat. Andjarwati dengan cermat dan teliti menggali berbagai sumber dalam literatur maupun ingatan seorang informan serta berita-berita surat kabar dan majalah masa itu, sehingga muncul suatu kisah hidup mengenai zaman awal republik kita dan peran golongan Tionghoa yang tidak kecil. rnrnSesudah membaca buku ini kita akan semakin yakin bahwa dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, berbagai golongan mempertaruhkan nasibnya pada kembalinya rezim kolonial, termasuk golongan Bumiputra. Nasionalisme yang kompleks dan inklusif kiranya dapat memproses kerumitan kenyataan ini.rnrnDalam kebangkitan kembali aktivisme golongan Tionghoa di Indonesia sesudah 1998, materi seperti yang diuraikan dalam buku ini niscaya bermanfaat, karena dapat memberikan pelajaran keberhasilan masyarakat kewargaan menghadapi kezaliman penguasa.
No other version available