Text
Jalan ke Bogor: Palapa dan Wanita Papua
Pertengahan tahun 70an, seorang insinyur muda kelahiran Jerman dari Los Angeles, Walter Peterson, bersama timnya mendapat tugas dari perusahaannya untuk mengerjakan proyek Satelit Palapa dan pengembangannya di Indonesia. Banyak tantangan yang dihadapinya sebagai orang asing; perjumpaan dengan kultur asing, sebuah negeri yang eksotis bagaikan taman firdaus, di mana kondisi kehidupan dan pekerjaannya sangat berbeda sekali dari yang dibayangkannya. Dengan persediaan sarana yang tidak memadai dan medan yang masih belum terjamah saat itu akhirnya mereka berhasil melakukan pekerjaannya, menemukan lokasi yang tepat untuk membangun stasiun untuk satelit palapa. Dengan anggota tim yang lebih banyak mereka juga membangun 40 stasiun di Indonesia, setelah di Jakarta, Yaitu antara lain di Bandung, Cibinong, Lombok, Bali, Manado, Ambon, dan Lain-lain.
Tugas Walter selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan dan perbaikan bila terjadi suatu masalah dalam pengoperasian. Untuk itu ia harus melakukan perjalanan mengunjungi semua stasiun yang ada di Indonesia. Sebagai seorang asing, ia menikmati pertemuan-pertemuan terutama dengan wanita-wanita Indonesia yang dikenal ramah, cantik, dan penuh pelayanan. Ia menjadi seorang petualang cinta sejati. Di setiap tempat ia singgah pasti menemukan wanita-wanita cantik dan ramah yang menjadi pendamping selama kunjungannya. Ia bahkan lebih banyak tahu mengenai sejarah atau cerita legenda suatu tempat di Indonesia daripada seorang Indonesia sendiri. Tetapi, di pedalaman Papua, di Sorong lah Walter mendapatkan Nelly, gadis hitam manis yang bisa dikatakan sebagai cinta sejatinya karena kelak ia ingin menghabiskan waktunya untuk kembali mencarinya dan menyesali seumur hidupnya, karena Nelly kemudian diboyong seorang Jerman lain ke negerinya. Walter kembali ke dunia Barat dengan tangan hampa, ditinggal istrinya dan juga Nelly. Meninggalkan Indonesia yang dicintainya,
No other version available