Text
Kelisanan dan Keberaksaraan dalam Surat Kabar Terbitan Awal di Minangkabau (1859-1940-an)
Ranah Minangkabau telah melahirkan tokoh dan surat kabar dalam sejarah pers nasional. Di antaranya Rohana Koedoes, Lim Soen Hin, Dja Endar Moeda, Datuk Sutan Maharadja dan surat kabar Soenting Melaju, Perja Barat, Al-Moenir, Oetoesan Melajoe. Sayang, kajian tentang perkembangan dunia pers di Sumatera Barat masih terbatas jumlahnya.rnrnBuku ini mengkaji terbitan awal surat kabar dan majalah yang terbit di ranah Minangkabau mulai pertengahan abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20. Namun, berbeda dengan para sarjana komunikasi atau jurnalistik, penulis mencoba mengkaji dengan sudut pandang lintas media mengenai keunikan terbitan-terbitan Minangkabau, yang ditandai dengan keterkaitan antara kelisanan dan keberaksaraan. Dengan demikian, kajian ini menyodorkan dua hal penting baik bagi dunia pers nasional maupun bagi perkembangan kesastraan Indonesia. Pertama, kajian ini mengisi potongan-potongan yang selama ini kosong dalam mozaik perkembangan pers Nusantara yang masih didominasi oleh terbitan di Pulau Jawa. Kedua, yang lebih penting, kajian ini memperlihatkan, dua dunia yang selama ini seolah terpisah, antara tradisi keberaksaraan dan tradisi kelisanan, nyatanya sangat erat terkait. Kelisanan sebagai suatu medium, memiliki sistem yang sama sekali berbeda dengan sistem yang terdapat dalam keberaksaraan. Kita tidak dapat melihat keunggulan kelisanan jika belum berhasil menerobos hadangan keberaksaraan. Surat kabar terbitan awal di Minangkabau memperlihatkan adanya interaksi dalam dua medium ini melalui beberapa ciri kelisanan yang disampaikan oleh Walter J. Ong, ilmuwan komunikasi dan Amin Sweeney, peneliti terkemuka di bidang kesusastraan Melayu.
No other version available