Text
Flu Spanyol Era Hindia Belanda: Penyusunan Influenza Ordonnantie
Sekitar satu abad yang lalu. dunia pernah dihebohkan oleh suatu pandemi flu yang dikenal dengan nama Flu Spanyol. Pandemi tersebut menjangkiti berbagai wilayah di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda. Pandemi Flu Spanyol yang muncul pada tahun 1918 merupakan salah satu pandemi flu paling parah yang menjangkiti umat manusia. Tercatat sekitar 25-30 persen penduduk dunia terjangkit penyakit ini dan sekitar 40 juta orang harus kehilangan nyawa. Di Indonesia, yang dulu merupakan wilayah kolonial Belanda dengan nama Hindia Belanda, Flu Spanyol juga merenggut jutaan jiwa meskipun tidak ada angka pasti yang disepakati, baik oleh pemerintah Hindia Belanda maupun peneliti-peneliti yang mempelajari Flu Spanyol di Hindia Belanda kemudian.
Naskah sumber arsip ini lebih berfokus pada upaya pemerintah Hindia Belanda dalam mencegah dan menanggulangi pandemi Flu Spanyol di wilayahnya. Salah satu upaya pemerintah ialah dengan menyusun dan menerbitkan Influenza Ordonnantie (Undang-Undang Influenza). Melalui undang-undang tersebut, pemerintah yang diinisiasi oleh Burgerlijken Geneeskundigen
Dienst (BGD/Dinas Kesehatan Rakyat) berusaha mencegah penyebaran penyakit dengan melakukan karantina pada kapal di pelabuhan. Hal tersebut disebabkan oleh hasil penilaian BGD yang menyebutkan bahwa Flu Spanyol menyebar dengan cepat melalui jalur transportasi, terutama lewat laut.
Dengan penulisan naskah sumber ini, kami berharap dapat memberikan pengetahuan dan membuka informasi seluas-luasnya kepada masyarakat mengenai pandemi dan penyakit yang pernah terjadi di masa lalu. Upaya pemerintah Hindia Belanda mencegah dan menanggulangi penyakit tersebut dapat dijadikan pembelajaran bagi generasi kini dan mendatang. Tidak hanya masyarakat umum, para pengambil keputusan juga dapat menjadikan proses penyusunan Influenza Ordonnantie tersebut sebagai cerminan dan landasan untuk merumuskan kebijakan di masa depan apabila terjadi pandemi atau penyakit serupa.
No other version available