Kerusuhan anti-Tionghoa Mei 1998 dapat dikatakan sebuah tonggak sejarah paling buruk dalam kehadiran orang Tionghoa di Indonesia. Peristiwa itu brutal, kejam, berdarah, dan tak berperikemanusiaan. Sepuluh tahun kemudian beberapa orang berkumpul untuk merenungkan peristiwa itu dan melihat apa-apa saja yang telah dicapai 'Setelah Air Mata Kita Kering'. Buku ini menyajikan bahasan yang menarik dan…
Onghokham, ia dapat seperangkat gelar: sejarawan, kolumnis, intelektual publik, koki, penggila pesta, anti qua-rian, eksentrik. Terlahir sebagai Tionghoa peranakan yang gila Belanda, kemudian menjadi Indonesia malih ke Jawa dan meninggal sebagai Tionghoa. Ia lahir pada 1 Mei 1933 hidup dalam berbagai pergolakan dan nasionalisme, perang kemerdekaan, modernisme, dan konflik ideologi-ideologi bes…
Benarkah stereotip yang mengatakan bahwa golongan Tionghoa, sebagaimana dicitrakan oleh mesin propaganda Orde Baru, hanyalah sekumpulan oportunis yang menginginkan kekayaan tanpa prinsip dan tidak punya kepedulian apa pun terhadap masyarakat dan politik di sekitarnya? Buku ini mengingatkan kita kembali militansi komunitas Tionghoa. Banyak kenyataan sejarah yang ditutup-tutupi atau secara tak…
This volume of essays is intended to honour an exceptional, indeed a unique scholar. Joan Hardjono grew up in Sydney and graduated from Sydney University in the mid-1950s. She majored in English and Geography and like most girls in those years who had managed to complete a tertiary degree, she probably expected to embark on a career as a high school teacher in Australia. But no doubt prompted b…
Di Pulau Bangka proses silang budaya dan pembauran antaretnis berlangsung dengan sangat unik. Disana dikenal istilah "thong ngin fan ngin jit jong", artinya Tionghoa maupun pribumi sama saja. Lebih dari 300 tahun lamanya etnis Tionghoa dan Melayu berbaur dan berinteraksi dengan harmonis. Buku ini memperkenalkan sosok masyarakat Tionghoa Bangka yang masih mempertahankan kultur dan tradisi. Ki…
Sebelum era kemerdekaan, peranakan Tionghoa, terpecah menjadi tiga kelompok dalam orientasi politik mereka, namun sokongan terhadap nasionalisme Indonesia merupakan aliran yang utama. Semangat nasionalisme Indonesia di antara peranakan Tionghoa lebih menguat setelah Indonesia merdeka. Mereka telah memberikan andil yang cukup besar dalam pembangunan Nasion Indonesia. Buku ini menghimpun hasi…
The southeastern part of Kalimantan changed dramatically during the late nineteenth and early twentieth centuries. Economic expansion transformed this region from the tranquil homeland of the Dayaks of interior Borneo into a dynamic centre of production for foreign export markets. At first, immigrant pioneers from Europe led the way, but soon the incentive to change came to rest with the local …
Bagian Timur dan Selatan Kalimantan berubah secara dramatis selama akhir abad kesembilan belas dan awal abad kedua puluh. Ekspansi ekonomi mengubah daerah ini. Dari tanah yang tenang pedalaman Kalimantan orang Dayak menjadi pusat dinamika produksi untuk pasar ekspor luar negeri. Awalnya, imigran perintis dari Eropa membuka jalan, namun pada gilirannya secara intensif mendorong datangnya populas…
Bukan masalah Miangas atau Las Palmas, karena selain dua sebutan itu, pulau kecil di wilayah administratif provinsi Sulawesi Utara, perbatasan Indonesia--Filipina juga memiliki sejumlah nama lokal. Menarik, karena pulau yang ernah dipersengketakan Amerika Serikat (yang kala itu menjajah Filipina) dengan Kerjaan Belanda (yang juga menjajah Nusantara atau Hindia Belanda) dan diputuskan oleh Dr. M…
Ini merupakan buku serius pertama tentang orang Cina Khek di Singkawang, Kalimantan Barat. Dikerjakan selama 15 tahun, penulisnya siap dengan berbagai data. Ia menghimpun data seluk-beluk orang Cina di berbagai tempat di Indonesia, Singapura, dan Belanda. Ia juga terjun ke lapangan mewawancarai orang Cina Khek yang masih diliputi trauma terhadap konflik antara ABRI melawan Pasukan Gerilya Rakya…